Kamis, 28 Juni 2012

Mimpi-mimpi



MIMPI

            Mimpi merupakan bunga tidur. Itu persepsi orang tempo dulu. Jika dikaitkan dengan keilmuwan Mimpi adalah ketika seseorang mencapai fase apa dimana dia tidur. Ketika bangun panca indera kita sedang sensitif tetapi saat itu kita lagi gak punya kesadaran. Waktu ada rangsangan dari luar secara otomatis otak merespon dengan memberi imajinasi berdasarkan memori di otak ( biasanya dari hal-hal yang kita dapatkan ketika bangun, tetapi tidak fokus pada hal tersebut ). Kemudian dihubungkan dngan persepsi dari yang diterima panca indera kita sehingga keluar mimpi. Mimpi sebenarnya adalah perjalanan ruh manusia, juga refleksi dari perilaku manusia. Sering kali mimpi menjadi mitos bagi sebagian orang sebagai penentu jalan hidup maupun sugesti yang dipercaya akan membawa takdir bagi dirinya.

            Kerapkali ada yang menemukan dalam kenyataannya mimpi itu muncul di kehidupan nyatanya. Lantas apakah mimpi itu benar sebagai pertanda akan takdir yang telah ditentukan Yang Maha Esa pada manusia. 

            Setiap orang mempunyai kepercayaan masing-masing tentang mimpi. “ jangan prnah percaya dengan mimpi “, kata Ibu Ririn Agustin dengan orang-orang yang mempercayai kehidupan nyata. “Hidup berawal dari Mimpi”, kata Basofi Al Habibi FR dan sebagian orang yang mempercayai mimpi. Mimpi memang mengandung sugesti tersendiri bagi setiap individunya. 

            Tak pernah manusia tahu sebenarnya misteri dari semua mimpi yang hadir dalam kehidupannya. Namun untuk meyakininya pun kita tidak boleh asal pilih. Mimpi yang mengantar kita pada suatu Hukum tertentu itu salah satu mimpi yang tidak boleh kita yakini adanya. Karena itu bukan tentu datang dari Yang Maha Esa. 

            Jika dalam kehidupan kalian sering kali terjadi mimpi yang sesuai dengan kenyataan kalian, selalu berfikirlah yang positif dari mimpi itu. Jangan biarkan mimpi itu menguasai pikiranmu hingga kamu hilang kesadaran bahwa kamu masih menginjak bumi. Selalu percaya akan yang terbaik dari setiap kisah-kisah kita !!!

Bandung, 28 Juni 2012

Ulul rahmawati

Someone.


BSF Al HFR ( Rombongan Malaikat yang Terkasih Pemilih Rizki)
Bsf itulah sebutannya. Kesan pertama saat aku mengenalnya adalah aku sangat membencinya. Dia telah mengalahkan posisiku dan dia juga yang membuat semua perhatian orang-orang yang ada di sekitarku beralih padanya.tak ada motif lain sebenarnya, namun itulah kesan pertamaku yang menyebalkan padanya.hingga aku megumpat karena aku belum tau sepenuhnya dia itu siapa dan seperti apa.
Pertama kali aku bertemu dia, tak ada kesan spesial bahkan aku tak menganggap dia ada saat itu. Rasa benciku semakin memotivasiku untuk mengalahkan dia kembali dan mengembalikan posisiku. Beberapa hari berdebat dan usaha yang ku keluarkan untuk mengalahkannya, semakain membuatku mempunyai perasaan lain ke dia. Aku biasa saja awalnya, malah ini aku jadikan motivasi untuk jadi orang hebat. Karena aku merasa ada yang akan mengalahkanku makanya aku terus berusaha menjadi lebih baik dari dia. Itu motif pertamaku. Hingga aku sadar bahwa apa yang aku irikan dan apa yang aku bencikan dari dia kalau ternyata dia memang hebat.aku tersadar akan hal itu.mulailah babak baruku episode persepsi baruku tentang dia.( J)
Pertama kali aku sms dia, aku berfikir dia makhluk paling angkuh, paling cuek, paling pelit dan paling-paling sifat jelek sedunia. Baru pertama kali aku kenal ada cowok secuek dia. Namun aku easy going, bahkan melupakan tiap kali inget itu.hingga saat aku menyadari kalau aku tiap kali bertemu dia disekolah. Entah itu sengaja atau tidak, seperti ada ikatan diantara kita berdua. Pembicaraan kita baik di chat, sms maupun ketika bertemu pun semakin mencair, tidak beku seperti dulu. Yang aku suka dari dia setiap kali bertemu, dia selalu tertunduk dan tersenyum paling manis yang aku peroleh darinya. Setiap itupun tumbuh rasa kagumku ke dia. Rasa ini semakin aneh pula, tapi aku berusaha membuangnya. Toh dia juga gak merespon apa-apa ke aku.
Ketika itu, aku lama sekali tak bertemu dia. Karena kita sedang sama-sama menghadapi banyak Ujian. Perasaan anehku semakin memuncak. Hingga aku kerap mimpi tentang dia. Mungkin bagi sebagian orang mimpiku tak ada gunanya. Hanya bunga tidur. Tapi bagiku,aku merasa senang banget, karena dengan mimpi ini aku merasa aku bertemu dia. Dan di mimpi itu adalah mimpi-mimpi indah bersama dia. Mimpi yang membuatku mempunyai harapan besar padanya. Ketika kita bertemu kembali aku semakin senang karena dia bisa sedikit membuka diri padaku. Dan tak akan pernah aku lupakan, senyum manis langka darinya.
Aku tahu aku bukan tipikal wanita idolanya, dia tampan, baik, pintar, sholeh, baik .. pastilah nanti dia akan mendapatkan seseorang yang baik pula, gak seperti aku ini. Namun ketika dia mulai mau menjadi teman baikku aku begitu senang, aku ingin semakin mengetahui dia seperti apa. Aku semakin ingin bisa berbuat yang terbaik buatnya. Perasaan ini aneh sekali, namun aku menikmatinya. Aku senang keika dia banyak bertanya padaku. Saat itu aku merasa tak ada sekat lagi dalam pertemanan kita.
Namun, kini semuanya lain. Aku kini tak bisa tau apa yang dia lakukan sekarang. Basofi sekarang memulai dengan kehidupan barunya. Dan akupun begitu pula. Tak ingin mencampuri kehidupan dia lagi. Aku pernah megeluh, kenapa dulu harus bertemu dia kalau akhirnya jadi seprti ini? . tapi, Biarlah pertemanan singkatku kemaren sebagai memori kenangan bagiku. Bagi dia mungkin itu adalah hal yang harus dilupakan dan tak perlu di ingat lagi.BSF al HFR , sekarang benar-benar menjadi Rombongan Malaikat yang Terkasih pemilik Rizki.
Wahai Rombongan Malaikat yang terkasih pemilik Rizki berkelanalah, mungkin aku bukanlah siapa-siapamu.... jika suatu saat nanti kita bertemu. Tunjukkan padaku senyum manis langkamu lagi dan kepakkan sayapmu yang indah!. Maafkanlah aku yang selalu mengusik kehidupanmu.mungkin aku Cuma kecil dimatamu. Terima kasih untuk hari-hari yang telah engkau lukiskan bersamaku.
Bandung, 28 Juni 2012

Ulul Rahmawati

Senin, 25 Juni 2012

Edisi Sedih di Haflah BU


SERABUT TAWA BERLAPIS LUKA
Tiga tahun yang lalu, aku pernah mempunyai sebuah keinginan. Aku ingin mengetahui Bumi Pertiwi, seluas apapun aku ingin menyeberanginya. Iya, yang aku punyai sekarang masih Bumi Ilmu  Bahrul Ulum. Disanalah tempatku mendapatkan segala ilmu, serta pengalaman hidup, mengerti akan arti kerja keras dan kasih sayang. Setiap ada even apapun di Bahrul Ulum aku ingin mengetahuinya tanpa ada rasa kesal dan menyesal. Dari kegiatan yang sering diadakan baik dari Yayasan, Pondok, maupun Madrasah aku merasa takjub dengan budaya dan kekreatifan santri-santrinya. Oleh karenanya aku bertekad untuk terus mengikuti setiap even yang diadakan guna menemukan misteri yang tersembunyi dibalik budaya Bahrul Ulum.
Aku tinggal di sebuah Pondok Pesantren di Bahrul Ulum yang sarat akan peraturan yang sangat mengikat santrinya. Tiga tahun aku menimba ilmu disana perasaan penasaranku akan budaya di Bahrul Ulum tak kunjung surut. Ya.... meskipun aku tahu sendiri pondokku sering melarang santrinya untuk mengikuti even-even itu. Aku pun bertekad untuk akan menemukan makna even itu secara jelas suatu hari nanti ketika aku telah melangkah untuk keluar dari pondok ini.
Dan tiba saat ketika waktu itu, untuk kali pertama aku menghadiri Rajabiyyah di Bumi Damai Al Muhibbin bersama temanku. Aku terkesima sekali melihat  arakan pengantin yang di gelar disana. Aku tak akan bercerita banyak. Hanya perasaan  takjubku yang mengebu-gebu serta rasa keingin tahuanku akan Bahrul Ulum semakin tak bisa aku elak kan.
Ketika, kini aku telah melangkah untuk memilih jalan hidupku Di Bandung. Aku semakin jauh dengan Bahrul Ulum. Even-even yang dulunya telah aku nantikan dan aku persiapkanpun kini hanya tinggal dipelupuk mataku. Haflatul Kubro yang diadakan Yayasan Bahrul Ulum yang dulunya menjadi impianku pun kini tak bisa aku hadiri. Even ini biasanya menjadi tempat para Alumni Santri Bahrul Ulum untuk berkumpul. Aku sangat ingin sekali menghadirinya. Tempat aku bertemu lagi dengan teman-teman seperjuanganku. Namun sekarang terlewatkan dengan kesendirianku di Bumi Ganesha Bandung. Mungkin saat ini teman-temanku sedang tertawa-tawa brkumpul bersama, sedangkan aku menikmati kesendirianku tanpa ada yang tahu bahwa akupun berharap bisa hadir diantara kalian semua. Menjadi bagian juga dari Bahrul Ulum kembali. Menemukan arti perjalanan hidup kembali, namun semuanya sekarang hanya tinggal senyuman getir yang akan aku teruskan nanti di Bumi Ganesha Bandung.
Tak ada  tawa yang indah tanpa ada segelintir  luka. Mungkin itu hikmah yang harus aku patri dalam benakku. Rasa sesal, tangis dan kecewa pada diriku harus aku kubur malam ini juga.  Serta rasa tawa, canda, dan antusiasku pun harus aku pendam saat ini, ketika aku kehilangan Bahrul Ulumku.
Bandung , 23 Juni 2012

   Ulul Rahmawati 

;;