Kamis, 22 Januari 2015

Temanku di Dunia ini


Teman... 
Aku membayangkan sedang duduk bersamamu saat ini, kusandarkan diriku padamu dan aku akan mulai menceritakan semua keluh-kesahku seperti dahulu... yang sekarang mungkin sangat sulit bagiku untuk bisa aku ungkapkan melalui bibirku.
 
  
“  aku sudah lama kenal memang. Cuma baru bisa mengenalnya dengan baik semenjak kita pindahan kamar tepatnya satu tahun setelah kita bertemu. Saat itu kita jadi terbiasa bersama. Berbagi bersama, dan tertawa bersama. Dia dari dulu sudah lucu. Dan tak mau kalah. Sosoknya yang menyenangkan membawa dirinya selalu tersenyum untuk orang lain. Bagiku ika adalah The one on my mind. Dia yang paling aku sayang. Dia tempat aku mencurahkan segala isi hatiku, dia yang banyak membantu aku menyelesaikan masalah-masalahku. Dari kita berlima dia juga yang paling dekat dengan kita berempat. Dari kita berempat semuanya sayang ma Ika. Dia tema yang benar-benar baik. ;’( “ (Ulul Rahmawati,tertulis 18 Juli 2012)
Ryzuka...
Saat kita mulai memilih untuk menjalani hidup kita masing-masing, kamu memilih berbeda dari Kita berlima. Dan aku juga mulai membangun hidupku di Kota Bandung ini sendirian tanpa kalian. Saat dahulu kita sering bersama, makan bersama, mencuci bersama, jalan bersama, maka sekarang saat nya kita menjalani hidup kita masing-masing.

Kehidupanku di Bandung begitu menyedihkan, bahkan untuk percaya ke satu orang pun aku susah. Aku tak pandai memaknai kata  “Teman”, karena entah mengapa, setiap temanku yang disini ku kenal belum bisa percaya seperti dahulu aku mengenal kalian ryzuka. Kalian sangatlah special dimataku, apapun aku percayakan ke kalian, dan aku juga sangat percaya hanya kalianlah yang sangat mengerti bagaimana aku. Apapun keluh kesahku disini, akan aku ceritakan ke kalian. Dan kalian pun juga begitu.

Betapa senangnya Aku, saat pertama kali kamu ke Bandung...
akhirnya Aku punya teman disini yang bisa tahu aku seperti apa, dan berharap kelak sampai nanti kamu akan terus mengerti aku. Makanya Aku menjadi sangat dan sangat mempedulikan kamu...
Aku terbiasa hidup sendiri selama ini di Bandung, untuk percaya ke orang lain pun susah... untuk bersosialisali dengan orang lain pun Aku cenderung memilih untuk diam. Aku sangat sangat dan sangaaat bahagia saat kamu memilih tinggal di Bandung.

Aku mulai merubah diriku, untuk selalu menerimamu apapun kamu, aku akan menyerah jika berdebat denganmu, aku akan mengalah jika kamu marah, karena disisi lainku sangat takut kamu gak betah disini seperti yang kamu pernah bilang...
Aku mulai merubah diriku yang tertutup menjadi terbuka ke orang lain, sifat manjaku keluar... sifat kekanak-kanakanku mulai menjadi hingga aku lupa sifat Individualku.

Aku menerima dan terus menerima setiap perubahanmu, aku tak pernah berusaha pula untuk menyalahkanmu, karena inilah aku jika kamu benar-benar tahu aku sebenarnya. Aku mengajakmu jalan-jalan ke tempat yang ingin kamu kunjungi, aku menemanimu, aku mencarikan tempat ternyaman yang mungkin bisa kamu rasakan, aku menerimamu yang terus tak mau mengalah,dan memarahiku disetiap debatmu, aku mempercayaimu saat ada beberapa orang yang katamu mulai membencimu, aku mendengarkan setiap ceritamu,meskipun aku tau kamu selalu cerita sesuatu yang tak membutuhkan nasehatku dan kamu simpulin sendiri, aku juga tahu dan menerima kamu yang sebenarnya tak terbuka ke aku dan terus terbuka ke orang lain untuk cerita yang kamu rasakan. Dan bahkan aku menerima kamu yang mungkin lupa setiap hal kecil yang aku lalukan untukmu dan untuk ryzuka. Aku juga menerima kamu yang terus menjauhiku dan berusaha menyembunyikan rahasiamu padaku. Sampai saat aku menyadari diriku banyak berubah dengan keberadaanmu. Aku begitu terus mempercayaimu, tapi entah kamu juga sadari hal itu apa tidak dan bahkan saat kamu bilang kamu gak mau merasa punya hutang ke aku, betapa sakitnya hatiku saat itu saat aku tau bahkan selama ini kamu menganggap apa yang aku berikan itu sebuah hutang yang nanti akan kamu bayar. Apa aku tak boleh memberi apapun ke teman aku? Bahkan ke kamu ,orang yang begitu aku percayai? 

Neng Rya pernah bilang ke aku bahkan kalau kamu ingat dia memberikan nasehat itu pada kita semua pada secuil kertas yag isinya “Memberilah supaya kamu dicintai!” . tak pernah ada sedikitpun niatku menagih apa apa yang telah aku berikan, tapi kamu bahkan menganggap hal itu sebagai hutang. Dan ini yang menjadi prinsipku selama ini jika kamu tahu aku sebenarnya.

Tentang masalah kita kemarin, tak bolehkah aku begitu marah ke kamu sampai mendiamkanmu jika aku sudah tak kuat untuk berubah lagi dengan apa yang kamu lakukan, kamu yang terus memintaku untuk mengatakan kesalahanmu, yang padahal kamu harusnya tahu aku tak pernah berani menyalahkan seseorang, dan kalaupun aku mengatakan sesuatu itu, yang aku tahu akhirnya kamu juga akan menyanggahnya dan akhirnya aku yang harus mengalah, dan mau mendengarkanmu. Tak bisakah kamu melihat sisi lainku itu ketimbang melihat hal burukku yang terus kamu salahkan? 

Kamu juga yang balik begitu marah dan membenciku saat kamu membaca tulisan spontan ku daripada melihat sisi aku sebenarnya selama ini. Begitu sakitnya aku harus menerima hal itu saat ini.
Tak bolehkah aku begitu menyayangimu seperti itu? Saat hanya kamu yang aku percayai disini?

Sekarang aku benar-benar ingin membiarkanmu melakukan yang kamu mau, aku melapaskanmu dari rasa kepedulianku selama ini, dan sekarang aku sudah tak akan membahas lagi apapun itu “teman”, siapa “teman”, dan apa yang mesti aku lakukan pada “teman”.

Bagiku “Temanku adalah orang yang ada dihadapanku” dan Aku saat ini adalah Aku yang akan terbuka pada orang yang akan terbuka ke aku, jika dia terbuka berarti dia mau berbagi. Jika dia berbagi ke aku, maka dia nyaman dengan aku. Jika dia nyaman denganku berarti dia mempercayaiku. Jika dia percaya ke aku berarti dia menerimaku apapun adanya aku. 

Dan kenyamanan seseorang itu tidak bisa dipaksakan, aku tahu kamu lebih bersama yang lain saat ini, aku akan menguatkan diriku mungkin kamu sedang tidak nyaman dengan aku, dan selalu percaya bahwa kenyamanan tidak bisa dipaksakan.
Kenyamanan..
Aku lupa bahwa kenyamanan itu yang membuat seseorang itu selalu berada disisinya..
dan rasa Nyaman pada diri seseorang itu tidak bisa dipaksa ataupun dikekang...
semua murni pada apa yang mereka rasakan. Maka dari itu, sekarang Aku sadar mungkin Kamu sudah tidak nyaman denganku, sehingga kamu lebih bersama yang lain...

Inilah persepsi aku saat ini, aku bisa jadi salah dan bisa jadi benar semua tergantung orang yang melihatnya. Aku sudah tidak akan mempermasalahkan siapa yang benar dan siapa yang salah atau siapa yang baik dan siapa yang jahat. 

Maaf kan aku untuk semua Temanku di Dunia ini.
Aku Bukannya Marah, atau tak mau mempedulikan kamu Lagi, Aku sedang tak ingin dekat dengan siapapun saat ini...Peristiwa kemarin membuatku, gak bisa lagi percaya dengan siapapun, dan mendengarkan siapapun
Kamu yang memulai membuat Batasan di antara kita, jadi Jangan salahkan Aku jika, sekarang Aku juga mempunyai Batasan padamu...
dan Aku hanya percaya pada Hatiku saat ini, Jika hatiku berkata baik-baik saja.. maka aku akan baik pula, tapi jika Hatiku bilang dia sakit, maka aku akan memilih untuk menjauhi apapun yang membuatnya sakit.
Sekian...
Bandung, 22 Januari 2015

Ulul rahmawati

;;