Ternyata Aku
Sebelumnya
minta maaf bapak, rangkuman saya ini berisi
banyak cerita tidak jelas,
Saya sempat kaget dan tak
percaya yang bapak jelaskan pada materi Pengantar MIPA minggu lalu sangat
bertepatan dengan apa yang saya fikirkan dan yang saat ini saya renungkan.
1. Anak
ITB yang mempunyai banyak potensi dan kemenangan,
Itu
yang saat ini sedang saya alami, saya bangga bisa di ITB, namun saya masih
belum tahu untuk apa saya disini. Saya belum menemukan potensi mana yang
terbaik pada diri saya, tepatnya itu.
Saat
saya melihat banyak teman-teman saya yang jauh lebih beruntung memiliki
kemampuan daripada saya, saat itu saya sadar bahwa saya tidak memikili apa-apa
di ITB dan untuk ITB.
2. Sistem
pengajaran di Indonesia.
Benar
seperti yang bapak bilang, seharusnya pendidikan yang di berikan di usia anak
SD kelas 1-3 itu masih tentang pengajaran yang bersifat turun langsung bukan
teori yang harus difikirkan dan dihafalkan.
Karena,
saya mempunyai seorang adik di kelas 3SD, dia setiap minggunya sudah
mendapatkan materi tntang IPA,yang bab indra pendengaran.namun kalau kita tahu
anak di usia segitu pastinya belum mampu menerima dan menelan teori tersebut
secara lebih jelas, butuh pembuktian langsung yang bisa membuat dirinya lebih
mengerti bukan, yaitu dengan membuat si anak bergerak membuktikan kebenaran
yang dia terima. Namun apa yang saya lihat dari adik saya sekarang, dia
malah paling tidak suka pelajaran
tersebut. Padahal itu adalah pelajaran dasar yang seharusnya bisa menjadi
menarik bagi anak di usia segitu, saya tidak tahu kenapa pengajaran sekolah
sekarang seperti ini, pendidikan yang serba diporsir untuk teori tanpa tahu
makna yang terkandung dan hal menarik yang seharusnya bisa didapatkan dari
materinya.
3. Cara
belajar yang baik.
Benar
sekali yang seperti bapak bilang, memahami sesuatu itu lebih baik dari pada
kita bisa menyelesaikan sejuta soal tanpa mengerti maknanya dan hal-hal lain
darinya. Setiap hari saya kuliah di Itb sering merasakannya. Merasa tidak bisa
apa-apa, dan serba down. Namun saya selalu percaya suatu saat nanti saya akan
menjadi yang terbaik lagi bagi diri saya dan orang lain. Mungkin dengan
pelan-pelan mengerti materinya, dan tentunya dosennya. Namun terkadang orang
lain tak seperti itu pandangannya. Disatu sisi kita merasa bahwa cara ini yang
terbaik, meskipun bagi orang lain tidak ada apa-apanya. Bagi orang lain mereka
hanya melihat dari sisi luar dan penilaian luar kita, sedangkan seharusnya kita
coba biarkan diri kita berproses menjadi yang lebih unggul lagi, namun
tingkatan tiap orang untuk memahami yang lain itu berbeda. Itulah sebabnya di
indonesia ini, orang cenderung mencela orang lain, tanpa sadar padahal diri
mereka juga belum benar.
bapak juga pernah bilang,
ketika kita menemukan suatu persoalan meskipun itu enteng di lingkungan kita
dan kita berusaha untuk menyelesaikannya dan peka terhadapnya itu sangat cukup
untuk bisa belajar dengan baik. Dan saat ini saya tersadar untuk membantu
saudara-saudara saya dikota saya yang sangat memprihatinkan pak, rata-rata anak
yang lahir di desa tersebut tidak normal semua satu desa. Dan itu yang membuat
saya berkeinginan untuk membantu mereka. Saya selalu berkata pada diri saya,
saya bisa mendapatkan suatu kebahagiaan sampai saat ini, dan saya ingin berbagi
itu pada mereka supaya mereka bisa menikmati kebahagiaan seperti apa yang saya rasakan
meskipun tidak sama.
Kesadaran
kita akan lingkungan sekitar kita dan kepekaan kita itulah yang seharusnya kita
pupuk selama ini untuk membangun diri yang baik dan memperkuat kita sebagai
generasi muda Indonesia. Percuma Potensi yang kita miliki sebanyak apapun kalau
kita tidak bisa mengamalkannya kepada orang lain pastinya akan terasa sia-sia. Sekolah
bukan hanya dengan ribuan peraturan dan kurikulum, tapi sebuah sekolah adalah yang
bisa membantu semua orang untuk bisa mencapai impiannya. Karna saya tahu
bahwa apapun hal yang kita dapatkan adalah ilmu, tinggal bagaimana kita
nantinya memperbuatkannya. Ilmu tak sekedar pelajaran Matematika, IPA, Sejarah,
Ekonomi, Bahasa dll. Tapi sesuatu yang indah dan membahagiakan jika kita
mendapatkannya itulah Ilmu . saya akan
mengatakan pada anak Indonesia, bahwa mereka tak perlu memperoleh prestasi
dengan nilai.. tapi apapun yang dimilikinya adalah segala yang akan menjadikan
mereka jadi terbaik diantara yang lain. Mereka akan mempunyai kelebihan
tersendiri yang orang lain tak punya.. tapi bisa menjadikan mereka hebat dengan
apa yang mereka punya.
Terima
kasih pak.
Saya
seperti merasa bahwa saya tertantang untuk menjadi diri saya yang bisa
bermanfaat bagi yang lain. Amin...
Bandung, 28 November 2012
Ulul
Rahmawati (16012278)