Minggu, 02 Desember 2012

Harus Bangkit


Ternyata Aku

Sebelumnya minta maaf bapak, rangkuman saya  ini berisi banyak cerita tidak jelas,
            Saya sempat kaget dan tak percaya yang bapak jelaskan pada materi Pengantar MIPA minggu lalu sangat bertepatan dengan apa yang saya fikirkan dan yang saat ini saya renungkan.
1.      Anak ITB yang mempunyai banyak potensi dan kemenangan,
Itu yang saat ini sedang saya alami, saya bangga bisa di ITB, namun saya masih belum tahu untuk apa saya disini. Saya belum menemukan potensi mana yang terbaik pada diri saya, tepatnya itu.
Saat saya melihat banyak teman-teman saya yang jauh lebih beruntung memiliki kemampuan daripada saya, saat itu saya sadar bahwa saya tidak memikili apa-apa di ITB dan untuk ITB.
2.      Sistem pengajaran di Indonesia.
Benar seperti yang bapak bilang, seharusnya pendidikan yang di berikan di usia anak SD kelas 1-3 itu masih tentang pengajaran yang bersifat turun langsung bukan teori yang harus difikirkan dan dihafalkan.
Karena, saya mempunyai seorang adik di kelas 3SD, dia setiap minggunya sudah mendapatkan materi tntang IPA,yang bab indra pendengaran.namun kalau kita tahu anak di usia segitu pastinya belum mampu menerima dan menelan teori tersebut secara lebih jelas, butuh pembuktian langsung yang bisa membuat dirinya lebih mengerti bukan, yaitu dengan membuat si anak bergerak membuktikan kebenaran yang dia terima. Namun apa yang saya lihat dari adik saya sekarang, dia malah  paling tidak suka pelajaran tersebut. Padahal itu adalah pelajaran dasar yang seharusnya bisa menjadi menarik bagi anak di usia segitu, saya tidak tahu kenapa pengajaran sekolah sekarang seperti ini, pendidikan yang serba diporsir untuk teori tanpa tahu makna yang terkandung dan hal menarik yang seharusnya bisa didapatkan dari materinya.
3.      Cara belajar yang baik.
Benar sekali yang seperti bapak bilang, memahami sesuatu itu lebih baik dari pada kita bisa menyelesaikan sejuta soal tanpa mengerti maknanya dan hal-hal lain darinya. Setiap hari saya kuliah di Itb sering merasakannya. Merasa tidak bisa apa-apa, dan serba down. Namun saya selalu percaya suatu saat nanti saya akan menjadi yang terbaik lagi bagi diri saya dan orang lain. Mungkin dengan pelan-pelan mengerti materinya, dan tentunya dosennya. Namun terkadang orang lain tak seperti itu pandangannya. Disatu sisi kita merasa bahwa cara ini yang terbaik, meskipun bagi orang lain tidak ada apa-apanya. Bagi orang lain mereka hanya melihat dari sisi luar dan penilaian luar kita, sedangkan seharusnya kita coba biarkan diri kita berproses menjadi yang lebih unggul lagi, namun tingkatan tiap orang untuk memahami yang lain itu berbeda. Itulah sebabnya di indonesia ini, orang cenderung mencela orang lain, tanpa sadar padahal diri mereka juga belum benar.
            bapak juga pernah bilang, ketika kita menemukan suatu persoalan meskipun itu enteng di lingkungan kita dan kita berusaha untuk menyelesaikannya dan peka terhadapnya itu sangat cukup untuk bisa belajar dengan baik. Dan saat ini saya tersadar untuk membantu saudara-saudara saya dikota saya yang sangat memprihatinkan pak, rata-rata anak yang lahir di desa tersebut tidak normal semua satu desa. Dan itu yang membuat saya berkeinginan untuk membantu mereka. Saya selalu berkata pada diri saya, saya bisa mendapatkan suatu kebahagiaan sampai saat ini, dan saya ingin berbagi itu pada mereka supaya mereka bisa menikmati kebahagiaan seperti apa yang saya rasakan meskipun tidak sama.
            Kesadaran kita akan lingkungan sekitar kita dan kepekaan kita itulah yang seharusnya kita pupuk selama ini untuk membangun diri yang baik dan memperkuat kita sebagai generasi muda Indonesia. Percuma Potensi yang kita miliki sebanyak apapun kalau kita tidak bisa mengamalkannya kepada orang lain pastinya akan terasa sia-sia. Sekolah bukan hanya dengan ribuan peraturan dan kurikulum, tapi sebuah sekolah adalah yang bisa membantu semua orang untuk bisa mencapai impiannya. Karna saya  tahu  bahwa apapun hal yang kita dapatkan adalah ilmu, tinggal bagaimana kita nantinya memperbuatkannya. Ilmu tak sekedar pelajaran Matematika, IPA, Sejarah, Ekonomi, Bahasa dll. Tapi sesuatu yang indah dan membahagiakan jika kita mendapatkannya itulah Ilmu . saya  akan mengatakan pada anak Indonesia, bahwa mereka tak perlu memperoleh prestasi dengan nilai.. tapi apapun yang dimilikinya adalah segala yang akan menjadikan mereka jadi terbaik diantara yang lain. Mereka akan mempunyai kelebihan tersendiri yang orang lain tak punya.. tapi bisa menjadikan mereka hebat dengan apa yang mereka punya.

Terima kasih pak.
Saya seperti merasa bahwa saya tertantang untuk menjadi diri saya yang bisa bermanfaat bagi yang lain. Amin...
Bandung, 28 November 2012

Ulul Rahmawati (16012278)

;;