Sabtu, 17 November 2012


DAKWAH DAN KEHIDUPAN

            Allah SWT berfirman,

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."(Q.S An Nahl :125)

Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat diatas definisi dakwah sendiri secara bahasa berasal dari kata “da’a” yang berarti : panggilan, seruan, maupun ajakan. Berarti dakwah sendiri mempunyai tiga metode yang dilakukan, yaitu: 1) Dakwah secara hikmah 2) Dakwah dengan cara berdiskusi dan bertukar pengetahuan, 3) dakwah secara hati atau mengingatkan.

            Pembinaan diri adalah pembinaan yang dilakukan oleh seorang muslim atau muslimah terhadap dirinya. Latar belakang yang menjadikan pentingnya pembinaan pada diri seorang muslim adalah kenyataan bahwa tak selamanya seorang muslim berkesempatan belajar dengan seorang alim. Bahkan terkadang ada suatu saat dimana seorang muslim berada pada lingkungan yang buruk. 

            Seorang muslim sudah seharusnya menjadi pemimpin pertama bagi dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Seperti amanah umat manusia di bumi. Manusia telah mengambil amanah itu, amanah untuk beribadah dan mengelola bumi, dimana penghuni bumi yang lain tak mampu memikulnya, maka ada tugas agung yang tak boleh terlalaikan di dalam diri tiap-tiap kita yaitu menjadi kholifah fil ardh.

            Melihat permasalahan yang terjadi disaat ini, yaitu banyaknya doktrin-doktrin islam yang seolah-olah islam itu menghujjat agama lain dan agamanya sendiri sudah mulai banyak terjadi. Para pemimpin umat yang memiliki wewenang penuh dan jabatan pun banyak menyalah gunakan kepercayaan rakyatnya untuk kepentingan dirinya sendiri. Untuk itulah pembinaan itu ada supaya islam itu bisa disucikan kembali, kembali kepada fitrahnya dan berada dijalannya kembali sesuai dengan syari’at nabi dan perintah Allah SWT. Islam bukan semata-mata wadah untuk menyalahkan, menyela, dan bahan tandingan seseorang, melainkan tempat dimana kita bisa menemukan segala kebenaran itu murni didapatkan. Bukan dengan cara yang salah melainkan dengan cara tetap memegang Alqur’an dan sunnatullah.

semoga bermanfaat.. amin...

;;