Teman...
Aku membayangkan sedang
duduk bersamamu saat ini, kusandarkan diriku padamu dan aku akan mulai
menceritakan semua keluh-kesahku seperti dahulu... yang sekarang mungkin sangat
sulit bagiku untuk bisa aku ungkapkan melalui bibirku.
“ aku sudah lama kenal memang. Cuma baru bisa mengenalnya dengan
baik semenjak kita pindahan kamar tepatnya satu tahun setelah kita bertemu.
Saat itu kita jadi terbiasa bersama. Berbagi bersama, dan tertawa bersama. Dia
dari dulu sudah lucu. Dan tak mau kalah. Sosoknya yang menyenangkan membawa
dirinya selalu tersenyum untuk orang lain. Bagiku ika adalah The one on my
mind. Dia yang paling aku sayang. Dia tempat aku mencurahkan segala isi hatiku,
dia yang banyak membantu aku menyelesaikan masalah-masalahku. Dari kita berlima
dia juga yang paling dekat dengan kita berempat. Dari kita berempat semuanya
sayang ma Ika. Dia tema yang benar-benar baik. ;’( “ (Ulul
Rahmawati,tertulis 18 Juli 2012)
Ryzuka...
Saat
kita mulai memilih untuk menjalani hidup kita masing-masing, kamu memilih
berbeda dari Kita berlima. Dan aku juga mulai membangun hidupku di Kota Bandung
ini sendirian tanpa kalian. Saat dahulu kita sering bersama, makan bersama,
mencuci bersama, jalan bersama, maka sekarang saat nya kita menjalani hidup
kita masing-masing.
Kehidupanku
di Bandung begitu menyedihkan, bahkan untuk percaya ke satu orang pun aku
susah. Aku tak pandai memaknai kata
“Teman”, karena entah mengapa, setiap temanku yang disini ku kenal belum
bisa percaya seperti dahulu aku mengenal kalian ryzuka. Kalian sangatlah
special dimataku, apapun aku percayakan ke kalian, dan aku juga sangat percaya
hanya kalianlah yang sangat mengerti bagaimana aku. Apapun keluh kesahku
disini, akan aku ceritakan ke kalian. Dan kalian pun juga begitu.
Betapa senangnya Aku, saat
pertama kali kamu ke Bandung...
akhirnya Aku punya teman
disini yang bisa tahu aku seperti apa, dan berharap kelak sampai nanti kamu
akan terus mengerti aku. Makanya Aku menjadi sangat dan sangat mempedulikan
kamu...
Aku terbiasa hidup sendiri
selama ini di Bandung, untuk percaya ke orang lain pun susah... untuk
bersosialisali dengan orang lain pun Aku cenderung memilih untuk diam. Aku
sangat sangat dan sangaaat bahagia saat kamu memilih tinggal di Bandung.
Aku mulai merubah diriku,
untuk selalu menerimamu apapun kamu, aku akan menyerah jika berdebat denganmu,
aku akan mengalah jika kamu marah, karena disisi lainku sangat takut kamu gak
betah disini seperti yang kamu pernah bilang...
Aku mulai merubah diriku
yang tertutup menjadi terbuka ke orang lain, sifat manjaku keluar... sifat
kekanak-kanakanku mulai menjadi hingga aku lupa sifat Individualku.
Aku menerima dan terus menerima
setiap perubahanmu, aku tak pernah berusaha pula untuk menyalahkanmu, karena
inilah aku jika kamu benar-benar tahu aku sebenarnya. Aku mengajakmu
jalan-jalan ke tempat yang ingin kamu kunjungi, aku menemanimu, aku mencarikan
tempat ternyaman yang mungkin bisa kamu rasakan, aku menerimamu yang terus tak
mau mengalah,dan memarahiku disetiap debatmu, aku mempercayaimu saat ada
beberapa orang yang katamu mulai membencimu, aku mendengarkan setiap
ceritamu,meskipun aku tau kamu selalu cerita sesuatu yang tak membutuhkan
nasehatku dan kamu simpulin sendiri, aku juga tahu dan
menerima kamu yang sebenarnya tak terbuka ke aku dan terus terbuka ke orang
lain untuk cerita yang kamu rasakan. Dan bahkan aku menerima kamu yang mungkin
lupa setiap hal kecil yang aku lalukan untukmu dan untuk ryzuka. Aku juga
menerima kamu yang terus menjauhiku dan berusaha menyembunyikan rahasiamu
padaku. Sampai saat aku menyadari diriku banyak berubah dengan keberadaanmu.
Aku begitu terus mempercayaimu, tapi entah kamu juga sadari hal itu apa tidak dan
bahkan saat kamu bilang kamu gak mau merasa punya hutang ke aku, betapa
sakitnya hatiku saat itu saat aku tau bahkan selama ini kamu menganggap apa
yang aku berikan itu sebuah hutang yang nanti akan kamu bayar. Apa aku tak
boleh memberi apapun ke teman aku? Bahkan ke kamu ,orang yang begitu aku percayai?
Neng Rya pernah bilang ke aku
bahkan kalau kamu ingat dia memberikan nasehat itu pada kita semua pada secuil
kertas yag isinya “Memberilah supaya kamu dicintai!” . tak pernah ada
sedikitpun niatku menagih apa apa yang telah aku berikan, tapi kamu bahkan
menganggap hal itu sebagai hutang. Dan ini yang menjadi prinsipku selama ini
jika kamu tahu aku sebenarnya.
Tentang masalah kita kemarin, tak
bolehkah aku begitu marah ke kamu sampai mendiamkanmu jika aku sudah tak kuat
untuk berubah lagi dengan apa yang kamu lakukan, kamu yang terus memintaku
untuk mengatakan kesalahanmu, yang padahal kamu harusnya tahu aku tak pernah
berani menyalahkan seseorang, dan kalaupun aku mengatakan sesuatu itu, yang aku
tahu akhirnya kamu juga akan menyanggahnya dan akhirnya aku yang harus
mengalah, dan mau mendengarkanmu. Tak bisakah kamu melihat sisi lainku itu
ketimbang melihat hal burukku yang terus kamu salahkan?
Kamu juga yang balik begitu marah
dan membenciku saat kamu membaca tulisan spontan ku daripada melihat sisi aku
sebenarnya selama ini. Begitu sakitnya aku harus menerima hal itu saat ini.
Tak bolehkah aku begitu
menyayangimu seperti itu? Saat hanya kamu yang aku percayai disini?
Sekarang aku benar-benar ingin
membiarkanmu melakukan yang kamu mau, aku melapaskanmu dari rasa kepedulianku
selama ini, dan sekarang aku sudah tak akan membahas lagi apapun itu “teman”,
siapa “teman”, dan apa yang mesti aku lakukan pada “teman”.
Bagiku “Temanku adalah orang yang
ada dihadapanku” dan Aku saat ini adalah Aku yang akan terbuka pada orang yang
akan terbuka ke aku, jika dia terbuka berarti dia mau berbagi. Jika dia berbagi
ke aku, maka dia nyaman dengan aku. Jika dia nyaman denganku berarti dia
mempercayaiku. Jika dia percaya ke aku berarti dia menerimaku apapun adanya
aku.
Dan
kenyamanan seseorang itu tidak bisa dipaksakan, aku tahu kamu lebih bersama
yang lain saat ini, aku akan menguatkan diriku mungkin kamu sedang tidak nyaman
dengan aku, dan selalu percaya bahwa kenyamanan tidak bisa dipaksakan.
Kenyamanan..
Aku lupa bahwa kenyamanan itu yang membuat seseorang itu selalu berada
disisinya..
dan rasa Nyaman pada diri seseorang itu tidak bisa dipaksa ataupun dikekang...
semua murni pada apa yang mereka rasakan. Maka dari itu, sekarang Aku sadar
mungkin Kamu sudah tidak nyaman denganku, sehingga kamu lebih bersama yang
lain...
Inilah persepsi aku saat ini, aku
bisa jadi salah dan bisa jadi benar semua tergantung orang yang melihatnya. Aku
sudah tidak akan mempermasalahkan siapa yang benar dan siapa yang salah atau
siapa yang baik dan siapa yang jahat.
Maaf kan aku untuk semua Temanku
di Dunia ini.
Aku Bukannya Marah, atau tak mau
mempedulikan kamu Lagi, Aku sedang tak ingin dekat dengan siapapun saat ini...Peristiwa
kemarin membuatku, gak bisa lagi percaya dengan siapapun, dan mendengarkan
siapapun
Kamu yang memulai membuat Batasan
di antara kita, jadi Jangan salahkan Aku jika, sekarang Aku juga mempunyai
Batasan padamu...
dan Aku hanya percaya pada Hatiku
saat ini, Jika hatiku berkata baik-baik saja.. maka aku akan baik pula, tapi
jika Hatiku bilang dia sakit, maka aku akan memilih untuk menjauhi apapun yang
membuatnya sakit.
Sekian...
Bandung, 22 Januari 2015
Ulul rahmawati
0 komentar:
Posting Komentar